Sabtu, 17 Desember 2016

tugas mini riset

TUGAS “MINI RISET BIAYA PENDIDIKAN GRATIS DI SD MUHAMMADIYAH 15 SUMBER SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2016/2017” Disusun Guna Mememenuhi Tugas Kuliah “Perencanaan dan Kebijakan Biaya Pendidikan” Dosen Pengampu: Dr. Suyatmini DISUSUN OLEH : YOSI ANTYANINGRUM (Q100160073 / IA) PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PENDIDIKAN SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA TAHUN 2016   KATA PENGANTAR Assalamualaikum Wr. Wb Syukur alhamdulillah, penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telh melimphkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Mini Riset Biaya Pendidikan Gratis Di Sd Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta Tahun Pelajaran 2016/2017” dengan baik. Penulis tidak akan dapat menyelesaikan mini riset ini tanpa bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang berbahagia ini penulis ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada: 1. Dr. Suyatmini selaku dosen pengampu mata kuliah Perencanaan dan Kebijakan Biaya Pendidikan, atas kesabaran dan ketelitian dalam memberikan bimbingan arahan dan petunjuk serta saran sehingga dapat terselesaikan mini riset ini. 2. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu, mudah mudahan apa yang diberikan selama ini mendapatkan pahala dari Allah SWT Semoga bantuan dan amal yang diberikan kepada penulis mendapat imbalan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran sangat diperlukan penulis demi kesempurnaan mini riset ini. Semoga mini riset ini dapat bermanfaat baik bagi penulis sendiri maupun bagi pembaca pada umumnya. Wassalamualaikum Wr. Wb Surakarta, Februari 2016 Penulis   DAFTAR ISI KATA PENGANTAR x DAFTAR ISI xii BAB I PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 3 C. Tujuan Penelitian 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 A. Kajian Teori 6 1. Konsep Pembiayaan Pendidikan 52 2. Biaya Pendidikan 52 3. Dampak Mahalnya Biaya Pendidikan 52 4. Pendidikan Gratis 52 B. Metode 52 1. Tempat Penelitian 52 2. Waktu Penelitian 52 BAB III HASIL PENELITIAN 24 A. Hasil Penelitian Mini Riset 52 BAB IV PENUTUP 52 A. Simpulan 52 B. Saran 53 DAFTAR PUSTAKA 54 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Administrasi biaya pendidikan di sekolah dipegang oleh seorang bendahara yang bertanggungjawab membagi biaya pendidikan yang didapatkan dari pemerintah maupun dari sumbangan dan majlis. Dalam administrasi pendidikan hal yang sangat penting juga yang tidak bisa di hilangkan adalah hal pembiayaan pendidikan. Pembiayaan sangat berkaitan sekali dengan uang. ini jelas tidak bisa dihindari mengingat pendidikan merupakan benda ekonomi yang langka, dan uang merupakan salah satu yang perlu dikorbankan untuk mendapatkanya.Uang dipandang ibarat darah dalam tubuh manusia yang mati hidupnya ditentukan oleh sirkulasi darah dalam tubuh. Pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya biaya atau uang. Salah satu reformasi kebijakan pendidikan yang sedang digembor-gemborkan saat ini beberapa tahun terakhir adalah biaya pendidikan gratis. Penghapusan biaya sekolah di negara-negara maju di mana murid dan orang tua telah dibebaskan untuk biaya tersebut. Sejalan dengan tujuan Pendidikan untuk Semua (PUS), organisasi internasional dan pemerintah nasional di negara-negara Afrika Sub-Sahara telah bergabung bersama untuk meningkatkan akses ke sekolah dengan penghapusan biaya dan kontribusi wajib lainnya. Logika untuk perubahan kebijakan jelas: Jika biaya sekolah terlalu tinggi, orang tua miskin tidak akan mengirim anak-anak mereka ke sekolah; Oleh karena itu, penghapusan biaya wajib akan menurunkan biaya pendidikan dan meningkatkan jumlah anak di sekolah. Memang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penghapusan baru-baru ini biaya sekolah di Afrika Timur adalah alasan untuk peningkatan pesat dalam pendaftaran sekolah dasar (Glewwe & Zhao, 2005; Dana Moneter Internasional dan Asosiasi Pembangunan Internasional [IMF & IDA], 2001, 2004 ). EFA juga telah digembar-gemborkan era baru bagi pendidikan anak perempuan di Afrika, dengan perhatian global diarahkan menebus kesenjangan gender dalam pendaftaran dan pencapaian melalui penurunan biaya sekolah terkait dan mekanisme lainnya (Bloch, Beoku-Betts, & Tabachnick, 1998; Sarnoff 1999). Kebijakan pendidikan gratis jelas tidak membebankan kekurangan biaya tersebut kepada masyarakat (orang tua). Alternatifnya hanya dua, yaitu dipenuhi oleh pemerintah (pemda) atau dibiarkan tanpa satu pihak pun yang menutupnya. Jika pemda yang akan menutup kekurangan biaya di sekolah berarti diperlukan alokasi APBD sesuai dengan jumlah murid. Sebagai gambaran, selisih antara biaya satuan dan BOS adalah Rp 15.000 dan di suatu kabupaten terdapat 200.000 murid SD maka diperlukan tambahan APBD senilai Rp 3 miliar untuk tingkat SD saja. Semakin besar selisih antara BOS dengan biaya satuan dan semakin besar jumlah murid di suatu daerah semakin besar alokasi APBD yang diperlukan. Jika pemda tidak mau (atau tidak mampu) mengalokasikan anggaran yang diperlukan dan tetap konsisten dengan kebijakan pendidikan gratis, itu artinya sekolah dibiarkan untuk beroperasi dengan dana yang lebih rendah dari kebutuhannya. Berarti pula sekolah tidak akan mampu memberikan pelayanan kepada siswa sesuai standar. Dalam buku Panduan BOS Tahun 2007 dinyatakan bahwa pemda tetap harus mengalokasikan APBD-nya untuk keperluan operasional sekolah. Selain itu, BOS masih memperbolehkan sekolah untuk menerima sumbangan dari orangtua yang mampu. Yang dengan tegas harus “gratis” adalah bagi siswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. Secara implisit, hal itu menunjukkan bahwa pengelola BOS menyadari dana BOS sebenarnya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan operasional di sekolah. Meskipun demikian, tidak semua orang menyadari hal itu. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa berbagai “model” kebijakan pembiayaan pendidikan di daerah. Pertama, pemda menganggap BOS tidak cukup, sehingga mengalokasikan dana APBD dalam jumlah cukup besar sebagai “pendamping BOS”, kemudian menggratiskan pendidikan. SD Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta merupakan SD dengan jumlah peserta didik yang bisa dikatakan sedikit karena hanya terbatas dikisaran 100 anak. Orang tua atau wali murid di SD ini sebagian besar meruk]pakan kalangan menengah kebawah, sehingga ntuk maslah biaya sedikit terhambat. Oleh karena itu operasional dana BOS dan bantuan dari luar sangat diperlukan adanya perhatian tersendiri. Hal ini untuk meminimalisir terjadinya mogok sekolah karena masalah biaya. Dana Operasional BOS dan dari seumber pendapatan lain di SD Muhammadiyah 15 Surakarta masih mengalami kekurangan karena selain untuk operasional kegiatan siswa juga digunakan untuk membayar karyawan atau guru yang mengajar di SD tersebut. Suatu sekolah memiliki tenaga kependidikan yang berkualitas dengan jumlah yang mememnuhi memerlukan biaya untuk penggajian, pelatihan serta kegiatan peningkatan kualitas mutu pendidik. Selain itu untu memajukan kualitas pendidikan di SD Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta juga memerlukan sarana dan rasarana yang memadai. Oleh karena itu manajemen Pembiayaan dalam lembaga pendidikan berbeda dengan manajemen pembiayaan perusahaan yang berorientasi profit atau laba. Organisasi pendidikan dikategorikan sebagai organisasi publik yang nirlaba (non profit). Oleh karena itu, manajemen pembiayaan memiliki keunikan sesuai dengan misi daan karakteristik pendidikan. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas , maka dapat ditarik rumusan masalah “Bagaimana implementasi biaaya pendidikan gratis di SD Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta?” C. Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari mini riset ini adalah untuk mengetahui implementasi biaya pendidikan gratis di SD Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta.   BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Konsep Pembiayaan Pendidikan Pembiayaan pendidikan dapat diartikan sebagai kajian tentang bagaimana pendidikan dibiayai, siapa yang membiayai serta siapa yang perlu dibiayai dalam suatu proses pendidikan[1]. Pengertian ini mengandung dua hal yaitu berkaitan dengan sumber pembiayaan pendidikan dan alokasi pembiayaan pendidikan. Thomas John (1958:20) juga mengungkapkan dalam konsep pendidikan sedikitnya ada tiga pertanyaan yang terkait didalamnya yaitu bagaimana uang diperoleh untuk membiayai lembaga pendidikan, darimana sumbernya, dan untuk apa/siapa dibelanjakan. Dalam “George Psacharopoulus” C. Benson mengungkapkan bahwa pembiayaan pendidikan menekankan pada distribusi sumber-sumber agar pendidikan mencapai hasil yang telah ditetapkan. Ada tiga kriteria yang digunakan untuk menilai sistem pembiayaan pendidikan yaitu (1) adekuasi (kecukupan) ketersediaan sumber daya untuk layanan pendidikan, (2) efisiensi dalam distribusi sumber pendidikan, dan (3) pemerataan dalam distribusi sumber-sumber pendidikan. Dalam beberapa literatur ekonomi pendidikan pembahasan mengenai pembiayaan pendidikan lebih mengacu kepada pada pembiayaan formal yaitu sekolah, hal ini tentu memerlukan pembatasan mengenai pendidikan, sebab kalau tidak maka pembiayaan pendidikan mesti juga mencakup pendidikan nonformal, padahal jalur pendidikan ini sulit ditata dengan prinsip manajemen modern. Untuk ini pada makalah ini pembiayaan pendidikan dipandang sebagai pembiayaan pendidikan formal. Menurut levin (1987), pembiayaan sekolah adalah proses dimana pendapatan dan sumber daya tersedia digunakan untuk memformulasikan dan mengoperasionalkan sekolah diberbagai wilayah geografis dan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Pembiayaan sekola ini berkaitan dengan bidang politik pendidikan dan program pemerintah, serta administrasi sekolah. Dalam pembiayaan sekolah tidak ada pendekatan tunggal dan yang paling baik untuk pembiayaan semua sekolah karena kondisi tiap sekolah berbeda. Setiap kebijakan dalam pembiayaan sekolah akan mempengaruhi bagaimana sumber daya diperoleh dan dialokasikan. Dengan mengkaji berbagai peraturan dan kebijakan yang berbeda-beda di sektor pendidikan, kita bisa melihat konsekusensinya terhadap pembiayaan pendidikan yakni: a. Keputusan tentang siapa yang akan dididik dan seberapa banyak jasa pendidik dapat disediakan b. Keputusan tentang bagaimana mereka akan dididik c. Keputusan tentang siapa yang akan membayar baiaya pendidikan d. Keputusan tentang sistem pemerintahan seperti apa yang paling sesuai untuk mendukung pembiayaan sekolah Dalam kajian ini hal yang perlu diperhatikan adalah adanya keterlibatan uang dalam pendidikan, dimana hal ini jelas tidak bisa dihindari mengingat pendidikan merupakan benda ekonomi yang langka, dan uang merupakan salah satu yang perlu dikorbankan untuk mendapatkanya. Oleh karena itu, masalah pembiayaan pendidikanpun tidak terlepas dari kajian tentang uang/ dana berkaitan dengan perolehanya serta pengunaanya dalam suatu proses pendidikan (sekolah). 2. Biaya Pendidikan Biaya pendidikan adalah total biaya yang dikeluarkan baik oleh individu peserta didik, keluarga yang menyekolahkan anak, warga masyarakat perorangan, kelompok masyarakat, maupun yang dikeluarkan oleh pemerintah untuk kelancaran pendidikan.[4] Biaya pendidikan tidak sama dengan pengeluaran pendidikan, karena pertama belanja pendidikan mencakup tidak hanya pengeluaran untuk kegiatan rutin (seperti pembayaran untuk layanan guru yang diberikan selama waktu tertentu) namun juga pengeluaran pembangunan dengan istilah “kapital/modal” seperti: pengeluaran untuk bangunan dan perlengkapan, perbaikan dan renovasi bangunan tua dan lain-lain. Jenis biaya pendidikan dapat dikategorikan kedalam beberapa kategori sebagai berikut: a. Biaya langsung (direct cost) Biaya pendidikan langsung (direct cost) merupakan biaya penyelenggaraan pendidikan yang dikeluarkan oleh sekolah, siswa dan atau keluarga sekolah. Biaya langsung, berwujud dalam bentuk pengeluaran uang yang secara langsung digunakan untuk membiayai penyelenggaraan PBM, Penelitian dan pengabdian masyarakat, gaji guru dan pegawai lainya, buku, bahan perlengkapan, dan biaya perawatan. Kebanyakan biaya langsung yang dikeluarkan berasal dari sistem sekolah sendiri, dikeluarkan selain untuk menjaga kelancaran dan kualitas belajar juga untuk keperluan administrasi sekolah atau alat tulis kantor. Keperluan lain yang dikeluarkan seperti untuk keperluan antara lain: 1) Biaya tambahan untuk ruangan, perlengkapan,belajar, alat peraga, bahan laboratorium, pakaian praktik. 2) Biaya transportasi/angkutan sekolah. 3) Biaya buku pegangan guru dan buku di perpustakaan. 4) Biaya UKS dan biaya penyelenggaraan counseling. 5) Biaya mendatangkan guru tembahan/ narasumber. b. Biaya tidak langsung (indirect cost) Biaya tidak langsung (indirect cost), berbentuk biaya hidup yang dikeluarkan oleh keluarga atau anak yang belajar untuk keperluan sekolah, biaya ini dikeluarkan tidak langsung digunakan oleh lembaga pendidikan, melainkan dikeluarkan oleh keluarga anak atau yang menanggung biaya peserta didik yang mengikuti pendidikan. Biaya tidak langsung merupakan biaya hidup yang menunjang kelancaran pendidikanya. Misalnya ongkos angutan, pondokan, biaya makan sehari-hari, biaya kesehatan, biaya belajar tambahan. c. Private cost Private cost merupakan keluruhan biaya yang dikeluarkan keluarga, atau segala biaya yang harus ditanggung dan dikeluarkan oleh keluarga anak untuk keberhasilan belajar anaknya. Mislanya keluarga membayar guru les private supaya anaknya pandai bahasa inggris dan matematika, keluarga juga mengeluarkan uang tambahan supaya anak pandai menggunkan komputer. d. Social cost Social cost merupakan biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat, baik perorangan maupun terorganisasi untuk membiayai segala keperluan belajar. Biaya ini yang dikeluarkan masyarakat sebagai wujud partisipasinya dalam pemyelenggaraan pendidikan, karena pendidikan bukan hanya menjadi tanggungan pemerintah dan orang tua saja tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama, pemerintah, orang tua dan masyarakat. Biaya dari masyarakat indonesia di indonesia sebelum anggaran pendidikan sebesar 20 %, biasanya/ pernah dikeluarkan melalui BP3/ SPP dan melalui komite sekolah. Namun sekarang untuk pendidikan dasar ( SD dan SMP ) pemerintah melarang ada biaya tembahan selain yang dikeluarkan pemerintah, mengingat besarnya anggaran pendidikan 20% dianggap telah mencukupi kebutuhan penyelenggaraan sekolah. Anggaran biaya pendidikan yang 20% sudah termasuk partisipasi masyarakat untuk menyelenggarakan pendidikan karena biaya ini berasal dari pajak yang dipungut pemerintah untuk pembangunan disegala bidang, termasuk pembangunan pendidikan (school tax). Biaya belajar yang dikeluarkan oleh siswa diberbagai tingkat pendidikan tidak selalu seragam tergantung pada jenis pendidikan seperti PAUD/TK, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA/SMK, apabila dihitung biasanya meliputi: a. Iuran siswa. b. Biaya satuan kredit semester (SKS) persemester intra dan ekstra. c. Biaya perlatan, Seperti buku paket dan lain-lain. d. Pengeluaran pribadi. e. Biaya yang hilang atau pendapatan yang semestinya diperoleh bila tidak sekolah. f. Bunga kumulatif tahunan (deflasi) biasanya sebesar 4% terhadap jumlah semua angka pengeluaran tersebut. Biaya mutu sekolah khususnya sekolah dasar, secara keseluruhan dapat tergambarkan oleh hasil penelitian untuk peningkatan mutu SD. Artinya secara sungguh-sungguh sekolah dikelola supaya pelaksanaan pendidikan bukan hanya berjalan apa adanya tetapi setiap uang yang dikeluarkan dikaitkan kepada perbaikan pembelajaran. Sambil belanja rutin untuk pembelajaran dikeluarkan, pengeluaran juga terkait pada usaha perbaikan layanan mutu mengajar. Berdasrkan hasil studi terhadap SD dikota Bandung yang dilakukan oleh Nanang Fatah (1999:4), biaya yang dikeluarkan untuk memperbaiki kulaitas pendidikan terdiri dari biaya untuk: a. Gaji/ Kesejateraan pegawai b. Pembinaan Profesi Guru c. Pengadaan Alat Pelajaran d. Pengadaan bahan e. Perawatan f. Pengadaan sarana kelas g. Pengadaan sarana sekolah h. Pembinaan siswa i. Pengelolaan sekolah. 3. Dampak Mahalnya Biaya Pendidikan Secara umum, dampak dari mahalnya biaya pendidikan adalah: a. Lemahnya Sumber Daya Manusia Salah satu sektor strategis dalam usaha pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) DI Indonesia adalah sektor pendidikan. Sektor pendidikan ini memberikan peran yang sangat besar dalam menentukan kualitas dan standar SDM di Indonesia. b. Lemahnya Taraf Ekonomi Masyarakat Pendidikan memiliki daya dukung yang representatif atas pertumbuhan ekonomi, di negara afrika yang mayoritas pendudukya menengah kebawahpun sedang mengupayakan pendidikan gratis untuk meningkatkan taraf ekonomi negara-negara yang ada di sana agar terhindar dari keboohan dan untuk memperbaiki kualitas hidup. c. Kurangnya Kaesadaran Masyarakat Akan Kesehatan Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka semakin sadar akan pentingnya kesehatan. Pada jenjang pendidikan tinggi, peran pendidikan sangat sentral dalam menghasilkan output-output yang akan berkontribusi untuk mentransformasikan pengetahuan kepada masyarakat dalam meningkatkan kesadaran dan pentingnya kesehatan bagi kesejahteraan bangsa. 4. Pendidikan Gratis Salah satu reformasi kebijakan pendidikan yang paling banyak digembar-gemborkan dari beberapa tahun terakhir yaitu penghapusan biaya sekolah dasar di negara-negara di mana murid dan orang tua bebas dari biaya tersebut. Sejalan dengan tujuan Pendidikan untuk Semua (PUS), organisasi internasional dan pemerintah nasional di banyak negara Afrika Sub-Sahara telah bergabung bersama untuk meningkatkan akses ke sekolah dengan penghapusan biaya dan kontribusi wajib lainnya. Logika untuk perubahan kebijakan jelas: Jika biaya sekolah terlalu tinggi, orang tua miskin tidak akan mengirim anak-anak mereka ke sekolah; Oleh karena itu, penghapusan biaya akan menurunkan biaya pendidikan dan meningkatkan jumlah anak di sekolah. Memang, beberapa penelitian menunjukkan bahwa penghapusan biaya sekolah baru-baru ini di Afrika Timur adalah alasan untuk peningkatan pendaftaran sekolah dasar (Glewwe & Zhao, 2005; Dana Moneter Internasional dan Asosiasi Pembangunan Internasional [IMF & IDA], 2001, 2004 ). EFA juga telah digembar-gemborkan pada era baru bagi pendidikan anak perempuan di Afrika, dengan perhatian global diarahkan menebus kesenjangan gender dalam pendaftaran dan pencapaian melalui penurunan biaya sekolah terkait dan mekanisme lainnya (Bloch, Beoku-Betts, & Tabachnick, 1998; Sarnoff 1999). Namun bagaimana jika biaya hanya sebagian kecil dari biaya kepada orang tua untuk mengirim anak-anak mereka-laki dan perempuan-ke sekolah? Bagaimana jika sekolah tidak dapat mempertahankan diri mereka sendiri tanpa -contributionsi dari orang tua karena pemerintah tidak menepati janji keuangan mereka? Bagaimana jika kebijakan untuk menghapuskan biaya dan biaya lainnya memuaskan stakeholders internasional tetapi tidak secara signifikan mengurangi beban keuangan sekolah pada keluarga, sehingga mengharuskan tenaga kerja anak-anak di rumah tangga miskin?. Beberapa pertanyaan yang picik tentang hubungan antara biaya sekolah dan pendidikan dasar, dan antara kebijakan dan praktek, dieksplorasi dalam Rencana Pendidikan Dasar Pembangunan (PEDP) di Republik Tanzania. Kami menganggap kebijakan bagaimana pendidikan di negara-negara yang dililit utang, seperti Tanzania, dibentuk oleh konfigurasi internasional dan nasional kekuasaan yang tercermin dalam wacana kebijakan dan kebijakan Biaya Gratis Primer, Tanzania. B. Metode Penelitian Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian adalah tempat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Penelitian ini bertempat di SD Muhammadiyah 15 Sumber, Surakarta. 2. Waktu penelitian Waktu penelitian merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melaksanakan penelitian dari dimulainya penelitian hingga diakhiri. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober 2016.   BAB III HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Mini Riset Biaya pendidikan gratis di SD Muhammadiyah surakarta memang masih mengalami kesulitan dalam pelaksanaannya akan tetapi dalam hal biaya sekolah sangat mengupayakan seminimal mungkin menarik biaya dari orang tua atau wali siswa. Untuk biaya gratis 100% memang mustahil namun disekolah ini merupakan sekolah yang sangat beruntung karena selain dari dana BOS yang sebenarnya masih sangat kurang sekolah juga mendapat kucuran dana dari pihak luar. Banyak siswa SD Muhammadiyah mengkuti program yang dicanangkan oleh pemerintah sehingga biaya pendidikannnya dibantu dari biaya tersebut. Administrasi biaya pendidikan dipegang oleh bendahara BOS, bendahara bos disini juga menghendel pemasukan dari siswa yang mendapat bantuan dari pemerintah selain BOS. Seharusnya biaya tersebut bisa iambil sendiri oleh orang tua siswa akan tetapi untuk mempermudah pencairan maka dibantu oleh pihak sekolah. Hal ini juga sebagai tindak lanjut agar dana tersebut benar untuk kepentingan biaya pendidikan anak didik. Penerimaan dana bantuan dari luar membantu sekolah dalam mencanangkan program sekolah gratis walaupun pada kenyataanya sekolah belum bisa benar-benar menggratiskan secara menyeluruh, akan tetapi setidaknya bisa mngurangi penarikan kepada wali murid. Orang tua atau wali murid di SD Muhammadiyah 15 Surakarta tergolong pada tingkat ekonomi menengah kebawah sehingga untuk maslaah biaya pendidikan jika ada iuran-iuran maka kan sangat sulit. Disini guru ataubendahara harus bisa memanejemen keungan yang masuk agar bisa dibagi-bagi di berbagai kegiatan yang akan dilaksanakan pleh sekolah. Sekolah masih memungut dana BP3 hal ini dikarenakan masih banyak tanggungan yang harus diselesaikan demi menunjang mutu dan kualitas pendidikan dan lulusan dari SD Muhammadiyah 15 ini dapat bersaing didunia nyata. Pungutan BP3 digunakan untuk jam tambahan atau les. Karena untuk biaya LKS dan buku ciri khusus dari majlis tidak bisa jika hanya mengandalkan dana BOS karena dana tersebut terbatas pada jumlah dan hanya bisa memnuhi kebutuhan siswa sedikit sementara masih banyak kebutuhan yang lainnya. Memang masih ada dana dari luar akan baik dari majelis maupun dari pihak luar yaitu pihak donatur yang memang rutin memberikan dana ke SD dengan tujuan membantu siswa yang tidak mampu agar tetap sekolah. Manajemen keuangan yang ada disekolah ini disesuaikan sedemikian rupa dengan memperhatikan tingkat ekonomi wali murid. Tingkat ekonomi menengah tidak begitu keberatan ketika diminta iuran untuk beli buku pelajaran maupun buku ciri khusus agama dan buku buku yang lainya. Akan tetapi semua itu berbanding terbalik dengan wali murid yang masih rendah pendapatannya, sudah bisa dipastikan saat pengambilan raport baik raport UTS maupun UAS tetap saja memerlukan perhatian khusus karena untuk biaya hidup saja masih kurang. Orang akan selalu bertanya, apa dasar pijak atas setiap kebijakan dunia pendidikan tersebut? Jawaban sebenarnya sangatlah sederhana dan sudah ada sejak negara dan bangsa ini didirikan oleh para bapak bangsa. Semuanya beranjak dan berpangkal dari amanah yang terdapat di dalam Pembukaan UUD 1945, tentang kewajiban negara di dalam ikut mencerdaskan kehidupan bangsanya. Sedangkan dari sisi kebijakan yang bersifat operasional di lapangan, semua beranjak dari pengalaman empiris atas carut-marutnya dunia pendidikan itu sendiri. Jadi sebenarnya tidaklah ada yang luar biasa terhadap apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Jembrana di dalam mewujudkan bangunan peradaban yang bernama pendidikan itu. Kalaupun kemudian harus dinyatakan ada hal-hal yang luar biasa di dalam pembangunan dunia pendidikan di Kabupaten Jembrana, itu tidak lebih dari sebuah kemauan atau komitmen dari setiap warga masyarakat Kabupaten Jembrana di dalam usaha mencerdaskan dirinya sendiri, sehingga terbebas dari penyakit kronis bangsa yang bernama kebodohan dan keterbelakangan itu. Jadi dukungan setiap komponen masyarakat atas setiap program pembangunan di bidang pendidikan adalah merupakan modal dasar yang tidak ternilai haganya. Sehingga, dengan dukungan penuh dari setiap komponen masyarakat itu, partisipasi masyarakat di dalam ikut membangun peradaban pendidikan bergerak secara otomatis. Jika Afrika biaya pendidikan gratis bisa berjalan dengan lancar dikarenakan segala hal yang dibutuhkan sudah dipenuhi oleh pemerintah dan sarana prasarana juga sudah memadai. Banyak relawan yang ikut serta membantu mengembangkan pendidikan disana hal itu dikarenakan ada cita-cita yang ingin digapai berupa penuntasan hidup miskin karena dianggap dengan adibekali pendidikan yang memadai maka negara-negara di benua Afrika diharapkan tuntas dari kemiskinan karena SDM sudah memiiki bekal untuk berusaha. Sementara disini kemajuan pendidikan masih terbengkalai dengan dana yang kurang memadai padahal perkembangan jaman sudah semakin maju pesat. Jika tidak diimbangi maka tidak akan jauh berbeda dengan keadaan saat ini pendidikan masih kurang dan tingkat kemiskinan semakin menghujam. Jika semua warga masyarakat beranggapan bahwa pendidikan itu penting maka tingkat kemiskinan akan berkurang karena orang yang berpendidikan akan memiliki pemikiran yang kritis dalam menanggapi kemajuan jaman. SD Muhammadiyah 15 Sumber Surakarta masih dalam proses bagaimana agar siswa itu atau wali murid tidak merasa keberatan untuk menyekolahkan anaknya di sini dengan berbagai bantuan. Baik itu bantuan dari pemerintah, majelis maupun dari perorangan yang peduli akan kemajuan pendidikan dan demi menyelamatkan cita-cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa.   BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Biaya pendidikan gratis di Sekolah Dasar masih dalam proses wacana dan baru direalisasikan sebagian. Keadaan demikian sejalan dengan kebutuhan yang semakin banyak dan minimnya anggaran baik dari pemerintah maupun dari majelis muhammadiyah. Pengeluaran yang dibutuhkan sebagai sekolah swasta yang berdiri dibawah naungan Muhammmadiyah maka secara langsung harus ada pelajaran ciri khusus yang mencirikan bahwa SD ini merukpakan SD Muhammadiyah. Ciri khusus itu berupa pelajaran agama dengan demikian anggaran untuk pembelian buku bertambah untuk melengkapi buku aqidah, akhlak, fiqih, al-qur;an dan hadist. Dengan demikian siswa masih dipungut biaya tambahan untuk membeli perlengkapan tersebut. B. Saran Pendidikan gratis akan terealisasikan jika biaya yang dianggarkan oleh pemerintah disesuaikan dengan keadaan dilapangan. Baik itu pelengkapan buku sarana dan prasarana maupun media belajar. Sehingga dalam mensukseskan wajib belajar bisa terealisasikan tanpa hambatan bagi keluarga yang kurang mampu khususnya.   DAFTAR PUSTAKA Anwar Arifin.Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional Dalam Undang-Undang SISDIKNAS.Jakarta:Ditjen Kelembagaan Agama Islam Depag.2003 Fattah, Nannang. Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan.Bandung: PT.Re[maja Rosdakarya.2004 Kemdiknas. (2010). Buku Panduan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Untuk Pendidikan Gratis dalam Rangka Wajib Belajar 9 Tahun yang Bermutu. Koswara, E. (2010). Pengelolaan Manajemen Keuangan Sekolah yang Efektif. http://koswaraero.blogspot.com/2010/04/pengelolaan-manajemen-keuangan sekolah.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2016 pada pukul 19.28 WIB. Mulyasa, E. (2006). Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Vavrus, Frances. 2009 ”The Cost of a ‘Free’ Primary Education in Tanzania”.Teachers College, Columbia University – New York, NY USA Goodiel Moshi Independent Researcher, Tanzania Vol.2 No 1 .
remember when Desember 16, 2016 ketika saya melanjutkan study di Pascasarjana kembali lag harus mengingat membuat blog dan mengelolanya. dulu aku punya blog dengan alamat ochiean.blogspot.com namun ternyata selidik punya selidik dan saya lihat punya teman saya lebih enakan di wordpress jadi dengan berat hari saya pindah di akun baru ini. yosian88.wordpress.com akan tetapi blogspot juga tidak serta merta saya tinggalkan. semoga disini saya lebih aktif dalam mengelola blog ini tidak seperti dulu.

smart technology classroom

TUGAS 2 RESUME REPORT YOSI ANTYANINGRUM / Q100160073 MPD IA PASCA SARJANA UMS Judul Report: Smart Technologies In a Technology Classroom: Integration Investigation of Smart Board & Smart Notebook into a 7--‐12 Technology Education Classroom Oleh: Travis H. Owens State University of New York Institute of Technology Utica, NY April 2012 Copyright: Travis H. Owens 2012 Smart Technologies In a Technology Classroom: A. Pendahuluan Kegiatan belajar mengajar di era modern saat ini tidak lagi harus terpaku dengan pandangan yang tetap bersikukuh bahwa pemanfaatan teknologi tersebut hanya akan membuat para siswa menjadi manja dan mengisolasi para siswa untuk berkreasi. Pandangan tersebut jelas salah, karena dengan pemanfaatan teknologi, maka akan tercipta suasana belajar yang nyaman dan memungkinkan siswa untuk menyerap ilmu lebih banyak dibandingkan dengan proses belajar mengajar yang monoton dan mengabaikan pemanfaatan teknologi sebagai sarana penunjang belajar. Banyak cara yang dapat dilakukan institusi pendidikan dalam pemanfaatan teknologi dalam ranah pendidikan. Seperti penggunaan laptop untuk mempermudah guru ataupun siswa untuk mempresentasikan hasil yang telah disajikan dalam bentuk penyajian presentasi dengan perpaduan slide antara gambar dan teks. Penggunaan perangkat teknologi tersebut terbukti membuat para siswa nyaman dan mempermudah menyerap materi yang disajikan dalam bentuk hasil presentasi. Penerapan atau pemanfaatan teknologi dalam ranah pendidikan di Indonesia bisa dibilang sudah cukup baik. Contohnya saja pemanfaatan dalam institusi perguruan tinggi yang memang benar-benar membutuhkan sarana teknologi sebagai media interaksi dalam menyajikan materi kepada mahasiswa. Selain itu, pemanfaatan tersebut akan membuka mata kita terhadap dunia luar, dan terhadap laju perkembangan teknologi global yang begitu pesat. Tidak bisa dipungkiri lagi bahwa pemanfaatan teknologi yang baik dalam pendidikan telah membantu dan memudahkan guru dalam penyajian materi. Serta membuka mata kita akan perkembangan teknologi dalam dunia global yang semakin modern Kemajuan teknologi pada saat ini semakin merajalela. Dalam menyelesaikan sebuah masalah ketika sudah menggunakan teknologi yang mutakhir maka semua akan segera terselesaikan dengan waktu yang singkat. Hal itu juga berlaku dalam dunia pendidikan. Teknologi interaktif seperti Notebook telah menunjukkan hasil yang memuaskan ketika diintegrasikan ke dalam matematika dan sains di ruang kelas. Penulis / peneliti terdiri dari 7-12 kelas guru pendidikan teknologi dalam pelatihan Smart Board tertarik menerapkan teknologi di kelasnya sendiri. Guru memiliki enam kelas untuk mempersiapkan pemberauan tersebut yang meliputi: Sistem Transportasi, Desain dan Menggambar untuk Produksi, Woodworking, dan Manufaktur. Setiap kursus membutuhkan banyak waktu untuk merencanakan dan mengembangkan dan teknologi dan pengajaran sumber daya di sekolah yang terbatas. Dari kelas-kelas itu akan menjadi sampel dalam sebuah penelitian apaka memang benar-benar memiliki pengaruh atau tidak. B. Pembahasan Kebanyakan orang Amerika (68% pada tahun 2004, 67% pada tahun 2001) melihat teknologi dalam persepsi sempit hanya sebatas komputer, elektronik, dan internet. Ini adalah hasil dari open-ended Pertanyaan yang diberikan kepada responden di mana mereka harus secara lisan memberitahu pewawancara apa yang mereka pikir teknologi itu "(Duggar 2008 p. 1). Departemen Pendidikan New York State menerima ITEEA (Teknologi Internasional dan Teknik Pendidik Association) definisi teknologi, teknologi pendidikan, dan teknologi pendidikan. Teknologi digambarkan sebagai "manusia inovasi dalam aksi yang melibatkan generasi pengetahuan dan proses untuk mengembangkan sistem yang memecahkan masalah dan memperluas kemampuan manusia "atau" inovasi, perubahan, atau modifikasi lingkungan alam untuk memenuhi dirasakan kebutuhan manusia dan keinginan "(EdTech, 2010). Teknologi pendidikan adalah tentang penggunaan "multimedia teknologi atau alat bantu audiovisual sebagai alat untuk meningkatkan pengajaran dan pembelajaran. Proses "(EdTech, 2010). Teknologi yang digunakan didalam kelas berupa netbook bermanfaat bagi kemajuan cara berfikir siswa yang ada dialam kelas tersebut. Selain itu peggunaan teknologi juga menghemat waktu dan biaya. Presentasi pertama menunjukan bahwa menggunakan notebook lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan alat lain atau lebih tepatnya alat alat tradisional. Disini netbook memiliki pernan yang lebih dibandingkan dengan spidol dan papan tulis. Sementara presentasi kedua mengeksplorasi presentasi guru (dan siswa catatan - mengambil) alat dan menunjukkan beberapa affordances yang Pintar Notebook memiliki lebih dari menggunakan papan tulis tradisional dan spidol atau Microsoft Office Daya Titik. Presentasi kedua mengeksplorasi interaktivitas dan menunjukkan bagaimana interaktif papan tulis dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa dan motivasi dalam melalui penggunaan permainan, kegiatan, dan website interaktif. Terakhir, Smart Notebook digunakan sebagai alat penilaian; memungkinkan guru untuk membuat pertanyaan dari beberapa sumber. Proyek ini juga mencakup tinjauan literatur yang mencoba untuk menjelaskan mengapa Cerdas Teknologi memiliki menjadi begitu populer dan sering dikreditkan untuk meningkatkan belajar siswa. Tinjauan literatur selimut sebuah teori dasar beberapa belajar siswa dan teknologi informasi dan desain yang menjelaskan bagaimana konten harus terbaik dibuat dan terstruktur sehingga pelajar - ramah dan efektif. Guru masih sangat bergantung pada media sumber dicetak untuk mengajar dan menemukan kesulitan memotivasi siswa untuk membaca dan menulis menggunakan sumber kertas, karena siswa tidak merasa menarik. Selain itu, administrator belum mendukung menggunakan tradisional teks tercetak. Seorang kepala sekolah tinggi di sekolah menyatakan bahwa "tidak ada yang menggunakan buku teks lagi dan bahwa guru hanya harus menggunakan sumber daya online. "Digital Media tampaknya menjadi cara budaya dunia sedang menuju. Ini adalah tujuan dari guru untuk menyelidiki teknologi Smart dan bagaimana mereka dapat diterapkan untuk lebih baik mengajarkan pendidikan teknologi. Guru belajar bagaimana membuat presentasi Smart dan berkembang tiga contoh; 10--40 menit. Yang pertama digunakan sebagai alat presentasi untuk menjelaskan dan menunjukkan pembelajaran baru untuk mahasiswa. Kedua berfungsi sebagai kegiatan review dan mengeksplorasi. "Perbedaan utama antara IWB (papan tulis interaktif) software authoring dan perangkat lunak presentasi lainnya adalah bahwa perangkat lunak IWB berisi alat yang memungkinkan Anda dengan mudah memprogram interaktivitas. Siswa kemudian dapat benar-benar keluar dari mereka kursi, mendekati IWB di depan ruangan dan klik dan tarik item pada papan dan / atau klik item yang memutar audio, video atau jenis file lainnya "(Mott, 2010). Alat gambar seperti penggaris, kompas, dan busur bersama dengan kemampuan untuk menggunakan pena untuk menggambar garis membuatnya mudah untuk membuat demonstrasi untuk kelas matematika. grafik dan grafik dapat di-upload ke dalam presentasi dengan klik mouse atau sentuhan di Smart Board yang juga sangat praktis di ruang kelas matematika atau sains. Layar hide, layar warna, zoom, dan fitur pena ajaib di Notebook Cerdas juga membuatnya mudah untuk menyorot atau menyembunyikan konten. Ini membantu siswa fokus pada konten Anda ingin perhatian mereka dan meminimalkan gangguan dalam presentasi (Kindopp). Mahasiswa Curiosity dan Mempengaruhi Pembelajaran Syracuse University School of Studi Informasi melakukan penelitian menyelidiki rasa ingin tahu dan peran yang dimainkannya dalam belajar siswa; langsung mempengaruhi motivasi, keterlibatan, dan bunga. Studi ini menunjukkan peneliti untuk menemukan cara-cara baru untuk belajar dan mengembangkan rasa ingin tahu melalui penggunaan teknologi informasi. "Jika orang tua dan pendidik tidak mengakui peran dari rasa ingin tahu di kedua lingkungan informal dan formal, bagaimana mereka akan tahu kapan mereka memiliki potensi rasa ingin tahu untuk meningkatkan pengalaman belajar dibandingkan ketika benar-benar dapat mengalihkan perhatian dari belajar". Arnone menyatakan bahwa penelitian saat ini tidak cukup ada pada peran rasa ingin tahu bermain dan belajar. Ada sejarah dari penelitian yang telah dilakukan di tahun 1950-an sampai tahun 1980-an, namun penelitian ini jauh sebelum perkembangan teknologi khususnya pembelajaran menggunakan komputer di dalam kelas. Oleh karena itu memang sudah terbukti pemebelajaran menggunakan komputer lebih mengasyikan dan menjawab pertanyaan dari siswa yang semakin hari semakin beragam. Untuk mengefisienkan waktu maka penggunkaan komputer dan netbook dikelas sangatlah bermanfaat. Sebagai pendidik, salah satu tujuan kita diajarkan adalah berusaha untuk membuat siswa kemajuan ke tingkat yang lebih tinggi dari pemikiran dan menerapkan pengetahuan itu untuk membuat dan mengevaluasi konten. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterlibatan siswa dan terus menantang mereka. Keterlibatan dapat terjadi dalam tiga bentuk: partisipatif, afektif, dan kognitif. Keterlibatan partisipatif misalnya akan menyebabkan tujuan yang dikenakan (oleh orang tua atau guru) tetapi memiliki dampak kecil pada siswa minat untuk belajar. Sebagai contoh, jika seorang siswa mengatakan bahwa ia / dia tidak dapat menghadiri kelas kecuali kelas tertentu yang dimaksud, siswa akan berpartisipasi, tetapi hanya untuk menghadiri acara sekolah. Ini mungkin tidak berarti bahwa siswa tertarik dalam konten. Keterlibatan afektif terjadi karena peserta didik menemukan belajar menjadi menyenangkan dan memenuhi. Kegiatan dan permainan adalah usaha untuk membuat belajar lebih menyenangkan bagi mahasiswa dan contoh keterlibatan afektif. Sebuah keterlibatan kognitif terjadi ketika pelajar secara intrinsik tertarik dan berkomitmen untuk belajar konten (Arnone, 2011). Ini akan menjadi tingkat tertinggi keterlibatan, dan membantu kami mengidentifikasi arti minat siswa. Dengan adanya konten tersebut maka siswa dapat dengan mudah mengidentifikasi sendiri konten apa yang sekiranya dapat menarik perhatiannya. Dan sebagai guru maka kita harus mengoptimalkan fungsi dari konten konten yang telah tersedia agar pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan yang doharapkan. Teknologi pintar dikatakan "interaktif," tapi apa yang mendefinisikan interaktivitas? Dictionary.com mendefinisikan interaktivitas sebagai negara yang memungkinkan transfer dua arah terus menerus informasi. Penelitian enunjukkan bahwa siswa terbaik belajar ketika berinteraksi dengan orang lain dan ketika teknologi lebih lanjut mempromosikan interaksi tersebut (Wong, 008). Hal itu juga menunjukkan bahwa siswa dapat belajar dengan tercepat melalui instruksi langsung dari guru (Ruutmann, 2011). Oleh karena itu, peran guru tidak bisa digantikan oleh teknologi, tetapi jika teknologi memungkinkan untuk transformasi yang lebih baik dari informasi, kita bisa berpendapat bahwa belajar masih harus dapat meningkatkan kinerja. Namun, Arnome (2010) menyatakan bahwa informasi Teknologi "juga bisa membanjiri dan mengalihkan perhatian dengan memberikan informasi lebih, dapat terorganisir dan diproses untuk menentukan relevansi. "Hal ini juga dikenal sebagai informasi overload. Teknologi pintar mengklaim bahwa mereka membantu memungkinkan siswa dan guru dengan menghemat waktu mengorganisir informasi visual melalui fitur manipulasi. Teknologi ini juga membantu "menciptakan makna, membuat koneksi, dan mengembangkan pemahaman" (Smart Teknologi). Giles (2011) juga mengklaim bahwa teknologi pintar "membantu menjembatani perbedaan antara gaya belajar, kemampuan, pengetahuan, dan tingkat kelebihan yang ada dalam setiap kelompok anak-anak. "Bagian ini dapat dijelaskan oleh fakta bahwa siswa melihat teknologi terbaru yang relevan. "Siswa melihat penggunaan relevancy- berdasarkan alat digital, konten dan sumber daya sebagai kunci untuk mengemudi produktivitas belajar ". Untuk membuat belajar lebih efektif, Bonk dan Zhang mengkelompokan belajar ke dalam empat fase: 1. mendapatkan siswa yang terlibat langsung dan nyata dengan pengalaman. 2. Siswa dapat merefleksikan pengalaman mereka dengan mendengarkan secara aktif dan keterampilan observasi. Selain itu juga direkomendasikan dengan mengorganisir kelompok kolaboratif untuk mendiskusikan pengalaman dan pemahaman mereka. 3. Ketiga, mereka menciptakan ide-ide dan akhirnya membuat keputusan melalui eksperimen aktif. Mott (2010) menyatakan bahwa peserta didik harus memiliki rasa pemberdayaan dengan cara membuat presentasi mereka sendiri dan mereka juga memiliki kesempatan untuk menjadi 'bijak di atas panggung. "Saran lain yang umum adalah bahwa guru harus memberikan banyak contoh dan harus menggunakan stimulus visual seperti grafik, grafik, dan gambar bersama dengan teks untuk membantu siswa belajar (Ertan 2011, Mott, 2010). Hal ini sangat membantu dengan pelajar visual, tapi Cerdas membutuhkan waktu, melihat langkah lebih jauh dengan memungkinkan peserta didik untuk menyentuh materi yang juga membantu secara kinestetik. Kami memahami bahwa siswa belajar melalui berbagai cara (melihat, mendengar, mencerminkan, berkolaborasi, simulasi, penalaran, visualisasi, dll). Diharapkan metode pengajaran juga harus bervariasi dengan ceramah, demonstrasi, diskusi, dan memanfaatan aplikasi (Ruutmann, 2011). "Seorang guru yang sukses atau desainer sukses bahan ajar harus beradaptasi dengan kebutuhan peserta didik yang berbeda, bidang studi, dan situasi". Diharapkan bahwa akan ada kurva pembelajaran awal yang harus diatasi dalam rangka untuk memahami bagaimana menggunakan teknologi. Salah satu alasan saya enggan menggunakan teknologi adalah bahwa dibutuhkan waktu untuk mempelajarinya. Waktu sangat berharga sebagai guru, terutama ketika merancang konten khusus untuk enam kelas yang berbeda yang membatasi setiap waktu luang untuk belajar teknologi baru. Selanjutnya, akan sulit belajar teknologi dan menjadi terbiasa untuk itu karena tidak ada Smart Board di dalam kelas. Cerdas Notebook diinstal pada komputer kelas, dan versi trial pendidikan telah diinstal di rumah. Ini akan membantu dengan akses ke Notebook Cerdas. Dan untuk memesan mengakses Smart Board saya harus menggunakan salah satu dari kelas lain. Ketika memberikan presentasi ke kelas, komputer dan mouse masih akan perlu digunakan atau kelas harus dibawa ke laboratorium komputer di mana Smart Board ada. Ini adalah satu lagi Alasan mengapa saat ini tidak digunakan di dalam kelas. Akses hanya terbatas, dan membuat menggunakan lebih dari tugas dari kenyamanan. Berdasarkan pemahaman saya sendiri dan informasi yang dikumpulkan dari guru-guru lain dan ringkasan artikel, saya harapkan siswa untuk menunjukkan sedikit lebih menarik dan menjadi sedikit lebih termotivasi untuk belajar. Ini akan berbeda untuk siswa, karena mereka tidak biasanya menerima pelajaran di Smart Board di kelas saya. Siswa mungkin akan terlibat pada tingkat yang khas (normal) dan samar-samar menampilkan lebih banyak keterlibatan dan kesenangan saat berinteraksi dengan teknologi. Saya tidak harus percaya bahwa teknologi Cerdas akan meningkatkan belajar siswa, namun yang tidak akan dinilai. Akan sulit untuk mengukur dampak penting bahwa teknologi memiliki siswa individual maupun kelas secara keseluruhan. Saya tidak berharap untuk melihat perbedaan penting dalam bagaimana siswa bersikap terhadap materi. Saya menduga bahwa tiga presentasi akan terlalu singkat dari periode untuk menyaksikan perubahan pada siswa, tapi waktu tambahan akan memiliki dampak. C. Penutup Dalam dunia pendidikan harus disadari bahwa Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat. Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan. Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif dan dampak negatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu terjadinya perubahan nilai, norma, aturan, atau moral kehidupan yang bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan moral kehidupan yang dianut masyarakat. Menyikapi keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.

Kamis, 03 Juli 2014



MAKALAH
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Bahasa Jawa
 Dosen Pengampu: Bu Erna Istiqomah


logo-ums


Disusun Oleh:
1.        Hilda Ajeng Mayasofa                 A510120162
2.        Novi Kanastyowati                      A510120168
3.        Yosi Antyaningrum                     A510120177
4.        Dwi Pratiwi Wulandari                A510120186
5.        Dedy Suryo Tri M                        A510120193



PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014



BAB I
WIWITAN

A.    Praduga
Cerios Damarwulan sampun tepang wonten pundi kemawon, paling utami ing kalangan masyarakat Jawi. Cerios babagan Damarwulan saged dipun mangertos saking cerios tutur, seratan buku uga pementasan ringgit, ketoprak, lodruk uga janger ing Jawi wetan. Ing perkembangan, cerios Damarwulan ugi awujud sendratari lan sinetron.
Cerios Damarwulan kalebet sastra lisan utawi cerios rakyat, inggih punika dados sastra ingkang gesang ing kalangan masyarakat. Dituturaken saking lesan datheng lesan saben generasi . Jinisipun cerios Damarwulan digolongaken dados legenda ingkang dihubungaken kaliyan keraton Majapahit.
Wonten pasebaranipun, cerios Damarwulan ngalami ewah-ewahan amargi wontenipun penyesuaian kaliyan kebudayaan ing papan punika. kaliyan cara mekaten niki mila cerios Damarwulan saben daerah dados karya budaya ingkang dipunkulani dados karya budaya masyarakat kesebat.
Njedulipun cerios Damarwulan udakawis nggadhahi alasan ingkang mirip uga sesarengan kaliyan njedulipun cerios pribumi sanesipun , kados Panji uga Calon Arang. Wiwitanipun tiyang Jawi ngantos kaliyan kejayaan Majapahit kathah nikmati sastra kaliyan ragam seratan Jawi kinen lan mendhet cerios ingkang asalipun saking India. Saksampune waleh kaliyan materi cerios punika, mila tiyang Jawi ngawiti ngreasiaken kaliyan cerios asli pribumi, mila muncul bentuk ingkang ngginakaken basa piyambak. Mila saged dipunginemaken menawi masa panyeratan cerios-cerios pribumi dipunawiti ing zaman kejayaan Majapahit uga ingkang paling menonjol inggih punika cerios Panji. Njedulipun cerios Panji lajeng mbangkitaken para panyerat benten konjuk ngasilaken karya sastra enggal lan lajeng njedulipun roman Damarwulan ingkang diupamaaken dados pahlawan asli saking kebudayaan Jawi (Bachtum,1982:12).
Amargi cerios Damarwulan    wonten kathah versinipun, mila kita mendhet cerios Damarwulan versi Jawa timur. Damarwulan versi Jawa Timur ceriosipun gampil dipunmangertos dening lare SD lan siswa ugi badhe langkung nepang cerios ingkang kawiwitan keraton Majapahit kesebat. Cerios Damarwulan ugi wonten pesan moral utawi amanatipun ingkang saged kita sedaya wucalaken dhateng anak SD.
B.     Rumusan Perkawis
1.      Kados pundi cerita Damarwulan lan Minakjingga?
2.      Nopo amanat ingkang wonten cerita Damarwulan lan Minakjingga?
3.      Pripun anggene nggancaraken amanat cerita Damarwulan lan Minakjingga kangge lare SD?





























BAB II
ISI

A.    Carios Damarwulan lan Minakjingga
Minakjingga inggih menika Adipati Blambangan ingkang nduweni kesaktian inggil. Sawijining dinten, Minakjingga berencana badhe membrontak  kerajaan Majapahit ingkang dipimpin kalian raja putri kang cantik jelita asmanipun Ratu Ayu Kencana Wungu. Ratu ndamel acara sayembara kangge menangkal ancaman soko Minak Jingga. Salah setunggale peserta sayembara inggih menika Damarwulan.
Ratu ingkang asmanipun Dewi Suhita ingkang gelar Ratu Ayu Kencana Wungu. Ratu Ayu Kencana Wungu inggih meniko penguasa kerajaan Majapahit ke-6. Ing era pemerintahanipun, Majapahit berhasil menaklukan katah daerah ingkang lajengipun didadosake dados bagian soko wilayah kerajan kang berpusat wonten Trowulan, Jawa Timur. Salah setunggale kerajaan alit ingkang dados taklukane Majapahit inggih meniko kerajaan Blambangan ingkang wonten Banyuwangi. Kerajaan Blambangan kapimpin kalian bangsawan saking Klungkung Bali, ingkang asmanipun Adipati Kebo Marcuet. Adipati meniko terkenal sakti lan gadah tandung wonten sirahipun kados Kebo.
Kawontenanipun Adipati Kebo Marcuet ndadosake ancaman kagem Ratu Ayu Kencana Wungu. Meski ming raja taklukan nanging sepak terjangipun Adipati Kebo Marcuetingkang terus menerus ngrongrong wilayah kekuasaan Majapahit ndamel Ratu Ayu Kencana Wungu cemas. Ratu Majapahit nikupun berupaya menghentikan ulah Adipati Kebo Marcuet kalian cara wontenaken Sayembara.
“Sinten mawon ingkang mampu ngalahake Adipati Kebo Marcuet, maka tiang meniko ajeng kulo angkat dados Adipato Balambangan kalian kulo angkat dados garwo”. Meniko maklumat Ratu Ayu Kencana Wungu ingkang diwaosaken teng ngajengipun sedoyo rakyat Majapahit.
   Sayembara meniko di ikuti kalian puluhan tiyang, nanging sedaya gagal mengalahkan kesaktian Adipati Kebo Marcuet. Ngantos rawuh kawula muda tampan rupane lan gagah ingkang kaasma Jaka Umbaran asalipun saking Pasuruan. Beliau inggih meniko cucu Ki Ajah Pamengger ingkang merupakan guru kalian bapak angkatipun Adipati Kebo Marcuet. Rupados, Jaka Umbaran ngertos kelemahanipun Adipati Kebo Marcuet, lajeng kalian senjata pusakane gada wesi kuning (gada kang kadem saking kuningan), lan dibantu kalian tukang manjat kelapa kang asmanipun Dayun, Jaka Umbaran berhasil ngalahaken Adipati Kebo Marcuet.
Ratu Ayu Kencana Wungu bahagialan sumringah amargi Adipati Kebo Marcuet saged dikalahake. Lajeng ratu meniko menobatkan Jaka Umbaran dado Adipati Blambangan ingkang gelar Minakjingga. Nanging, Ratu Ayu Kencana Wungu menolak menikah kalih Jaka Umbaran amargi rupanipun Jaka Umbaran sampun mboten gagah akibat pertarungan kalian Adipati Kebo Marcuet, wajahipun Jaka Umbaran sing saderenge rupawan dados rusak, samparanipun pincang, lan badane dados bongkok.
Jaka Umbaran alias Minak Jingga tetep bersikeras nagih janjinipun. Beliau rawuh wonten Majapahit kagem minang Ratu Ayu Kencana Wungu meskipun Minakjingga sampun gadah kalih selir ingkang ka asma Dewi Wahita kalian Dewi Puyengan. Lamaranipun Minak Jingga bertepuk sebelah tangan amargi sang ratu tetep mboten sudi nikah kalian Minak Jingga.
Penolakan meniko ndadosaken Minakjingga murka lan memendem dendam kalian Ratu Ayu Kencana Wungu. Kangge melampiaskan kemarahanipun Minka Jingga ngrebut beberapa wilayah kekuasaan Majapahit ngantos Probolinggo. Mboten mung niku, Minak Jingga inggih gadah niat nyerang Majapahit. Ratu Kencana Wungu khawatir pas mireng bahwa Minak Jingga badhe nyerang kerajaan Majapahit. Lajeng, ratu nganakaken sayembara malih.
”Sinten ingkang berhasil membinaskan Minakjingga badhe kula dadosake suami”, ucap Ratu Kencana Wungu wonten ngajeng sedaya rakyat Majapahit.
Puluhan para muda ndeherek wonten sayembara meniko. Nanging mboten wonten ingkang berhasil mengalahkan Minakjingga. Kadadean meniko ndamel ratu dados cemas. Wekdal kekhawatiran sang ratu sampun saya ageng, rawuh seorang pemuda gagah kalian tampan rupane ingkang asmanipun Damarwulan. Damarwulan injih meiko putro Patih Udara, patih Majapahit ingkang lagi lunga bertapa. Ingkan wonten wektu semanten Dmarwulan inggih meniko lagi nyambut damel dados perawat kuda kagunganipun Patih Logender, seorang patih Majapahit kang ditunjuk kagem menggantikan bapakepin Damarwulan.
Wonten ngajengipun Ratu, Damarwulan ngutaraken pengareoan nderek sayembara kagem ngalahaken Minakjingga.
“Ampun, gusti ratu!  Menwa diperkenankan, izinkanlah hamba nderek sayembara”, payuwun Damarwulan.
“Tentu mawon, Damarwulan. Bawa kepala minakjingga wonten ngarepan kulo”. Panyuwun Ratu.
“Injih, Gusti”, jawab Damarwylan kalian pamitan.
Berangkatlah Damarwulan wonten Blaambangan kagem menantang Minakjingga.
“Hai Minakjingga! Menawa wantun, lawanlah kulo!” seru Damarwulan wonten Blambangan.
“Sinten, njenengan?” tangletanipun Minakjingga. “wantun-wantunipun menantang kulo”.
“Ketahuilah, hai pemberontak kawula Damarwulan ingkan diutus Ratu Ayu Kencana Wungu kagem membinasakanmu” Jawab Damawulan.
“ Ha...Ha...Ha....!! Minakjingga ngguyu kepingkel pingkel, “ sia sia koe rene, Damarwulan. Koe ora mungkin bisa ngalahake kesaktian senjata pusakaku, gada wesi kuning!”
Pertarungan sengit antara dua pendekar sakti niku terjadi. Kali kalihe saling menyerang bergantian. Nanging, akhire Damarwulan kalah wonten pertandingan meniko, nganti semaput kena pusaka gada wesi kuning nduwene Minakjingga. Damarwulan dilebetke wonten penjara.
Rupados keloro selir Minakjingga, Dewi Wahita lan Dewi Puyengan, kepikat kalian kebagusan Damarwulan. Seliripun Minakjingga meneng-meneng ngobati luka Damarwulan. Bahkan kalih selir inggih meniko mbuka rahasia kesaktian Minakjingga.
“Kekuatan Minakjingga wonten ing gada wesi kuninge, Minakjingga ora iso polah apa-apa tanpo pusaka meniko,” tutur Dewi Wahita.
“Leres, yen arep ngalahke Minakjingga, koe kudu ngrampas pusakane,” tambah Dewi Puyengan.
“Lajeng kepripun aku saged ngrebut senjata pusaka kui?” Tanglet Damarwulan.
“Kami ajeng mbantu ngolehke pusaka kui,” janji kedua selir Minakjingga.
Wonten sawijining ndalu Dewi Sahita lan Dewi Puyengan nyolong pusaka gada wesi kuning  wektu Minakjingga sare. Pusaka meniko lajeng diparingke marang Damarwulan. Sauwise nduwe pusaka kui, Damarwulan balik nantang Minakjingga kagem tarung. Minakjingga kaget wektu mrisani pusakane wonten tangan Damarwulan. “Hai, Damarwulan! Kepripun koe saged oleh senjataku!” takon Minakjingga heran.
Damarwulan ora njawab, Damarwulan langsung nyerang Minakjingga nganggo pusaka gada wesi kuning sing ana nang tangane. Minakjingga ora bisa nglakone perlawanan. Akhire Adipati Blambangan iku tewas kalian senjata pusakane dewe. Damarwulan memenggal kepala Minakjingga nggo dipersembahaaken kangge Ratu Ayu Kencana Wungu. Wonten perjalanan menyang Majapahit, Damarwulan dihadang kalian layang seta lan layang Kumitir. Kakang adi kui yaiku putro Patih Logendher. Rupados mereka meneng-meneng meluni Damarwulan menyang Blambangan. Wektu mrisani Damarwulan berhasil ngalahake Minakjingga, mereka arep ngrebut sirahe Minakjingga ben diakui dadi pemenang sayembara.
“Hai, Damarwulan! Serahkan kepala Minakjingga nggo kita!” seru layang Seta.
Damarwulan nolek pengarepan kui. Layang Seta lan Layang Kumithir ngroyok Damarwulan lan berhasil ngrebut sirahe Minakjingga. Sirahe Minakjingga kui lajeng dibekto maring Majapahit. Wektu layang Seto lan Layang Kumithir arep mpersembahke sirah kui menyang sang Ratu ujug ujug Damarwulan teko lan langsung nyapeake kebenarane.
“Ampun, gusti! Perkataan Damarwulan kui ngapusi. Kamilah sing memenggal kepala Minjakjingga,” sanggah Layang Seta.
Pertengkaran antara keloro pihak soyo panas. Mereka podopodo ngaki sing wis menggal sirahe Minakjingga. Ratu Ayu Kencana Wungu dadi bingung. Ia ora bisa nentuke sopo sing berhak. Maka, sing dadi solusi, penguasa Majapahit iku njaluk kedua belahpihak nggo bertarung.
“ Wislah, kalian ora usah padu maneh!” ujar Ayu Kencana Wungu, “Saiki aku pengin ngerti sing nyata. Tarunglah kalian, sapa sing dadi pemenange mestilah kui sing wis mbinasake Minakjingga.”
Akhire, merekapun bertarung. Saiki Damarwulan lewih ngati-ati ngadepi Layang Seta lan Layang Lumithir. Damarwulan kudu bisa mbuktekke marang sang ratu menawa Damarwulanlah sing leres. Kados niku pula Layang Seta lan Layang Lumithir, mereka mboten pengin kebohongane mereka kebongkar nangarepe sang ratu.
Pertarungan kui dipresani langsung maring sang Ratu lan rakyat Majapahit. Pertarungan kui berlangsung sangat seru. Keloro pihak ngetokne kabeh kekuatane dewe-dewe kanggo menangke pertandingan kui. Pertarungan kui akhire dimenangke karo Damarwulan. Layang Seta lan Layang Kumitir ngakoni kesalahane lan dilebokne nang penjara, sedangkan Damarwulan berhak menikah karo Ratu Ayu Kencana Wungu.

B.     Amanat Carios Damarwulan lan Minakjingga
1.      Dados tiyang niku ampun remen ingkar janji, amargi ingkar janji punika kalebet titikane tiyang munafik.
2.      Ampun nggadahi sifat jahat ingkang remen ngrampas hak tiyang sanes amargi hak  meniko mboten gadahipun kita.
3.      Nglakokake segala sesuatu kui kudu jujur lan ngangge usahannipun piyambak.
4.      Mboten angsal nggadahi watak curang.

C.    Cara Ngudi Amanat Carios Damarwulan lan Minakjingga
Ngagem metode syair lagu, syairipun mendet saking amanat carios Damarwulan lan  Minakjingga.

 (Nada: lagu Lir ilir)
Yo konco yo konco
Rungokna ibu guru
Dadi wong ojo remen
Nduweni watak kang ala
            Contone nglakoni
             Tumindak ingkar janji
             Siji iku kalebu
             Titikane wong munafik
Ayo konco do nglakoni
Tumindak ingkang terpuji
Yen kepengin urip mulya

            
            


BAB III
PANUTUP

Simpulan
Carios Damarwulan ingkang kita pendet saking versi Jawa Timur  meniko nyeritaaken kisah Damarwulan kalian Minakjingga. Minakjingga nggadahi watak pendendam kalian serakah, Ratu Ayu Kencana Wungu nggadahi watak seneng ingkar janji, lajeng Damarwulan nggadahi watak bijaksana kalih kesatria.
Saking carios Damarwulan punika saged dipun pendet amanat ingkang kathah. Tuladhanipun mboten pareng ingkar janji, curang, lan ngrampas hake tiang sanes. Dados tiang meniko kedah nggadahi tumindak jujur supados tentrem gesangipun. Cara ngudi amanat carios Damarwulan ngagem tembang Lir ilir ingkang syaire dipundut saking carios punika. Maksudipun kita ngagem metode syair inggih punika supados gampil dipun mangertosi dening lare SD.